Dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 5% selama dua dekade terakhir dan meningkatnya kelas menengah yang memiliki daya beli kuat, bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu pemain terbesar dalam perekonomian dunia. Dari segi PDB, saat ini Indonesia berada dalam posisi ke-8 (PPP) di atas Inggris dan Perancis sementara menurut perkiraan IMF Indonesia akan menjadi ekonomi terbesar kelima di dunia pada 2030 setelah Cina, Amerika Serikat, India, dan Jepang. Investasi di bidang manufaktur, kesehatan, rekreasi, hotel, dan katering memiliki janji pengembalian tinggi yang telah menarik perhatian para investor dan bisnis kelas dunia.
Sejauh ini, hanya perusahaan-perusahaan multinasional yang mampu merasakan manfaat dari pertumbuhan ekonomi fenomenal di Indonesia ini sementara usaha-usaha kecil dan menengah (UKM) baru sadar akan peluang mereka untuk terlibat dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Atas dasar inilah sebuah klub networking dari Belanda, Indo Business Club, menyelenggarakan acara Indonesia Business Desk, yang diadakan pada 22 September 2016 lalu di World Wings Hotel, Rotterdam.
Didukung oleh Kedutaan Besar Indonesia di Den Haag, tema acara bertajuk “Rediscover Indonesia” ini bertujuan untuk menyingkap beragam peluang bisnis bagi UKM Belanda di pasar Indonesia. Sekitar 90 peserta, yang terdiri dari pengusaha-pengusaha di Belanda, mengikuti seminar tersebut. Panel pembicara yang terlibat antara lain: Kepala Perwakilan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di London, Bapak Nurul Ichwan, Duta Besar untuk Belanda, Bapak I Gusti Agung Wesaka Puja, serta wakil dari lembaga bantuan wirausahawan Belanda (RVO) Frans Kortekaas juga wakil dari Kementerian Luar Negeri Belanda Marc Hauwert. Selain itu, dua perusahaan Belanda, Zest Purchasing (IJsselstein) dan BMA BV (Houten), tampil untuk berbagi pengalaman bisnis mereka di Indonesia kepada para peserta seminar.
Dalam presentasinya, Bapak Nurul Ichwan dari BKPM khusus menekankan pentingnya konsumen kelas menengah Indonesia buat UKM Belanda. “Pasar Indonesia berkembang karena bertumbuhnya para kelas menengah. Antara 2012 dan 2020, diharapkan pertumbuhan ini akan mencapai 174% di seluruh dunia dan 110% di seluruh Asia. Kelas menengah inilah pasar kalian,” ujarnya.
Tak perlu dipungkiri lagi bahwa Indonesia dan Belanda bisa saling menguntungkan satu sama lainnya dan hubungan ini akan terus meningkat di masa depan. Sebagaimana diutarakan Pak Dubes Puja dalam sambutannya, beberapa kolaborasi antara kedua negara, misalnya antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan Programma Uitzending Managers (PUM), sebuah layanan konsultasi UKM di Belanda, juga dengan kunjungan yang direncanakan Menteri Presiden Mark Rutte ke Indonesia pada bulan November menandakan kedekatan hubungan ekonomi kedua negara.
Tentu saja, menariknya peluang ekonomi menjadi alasan utama bagi pengusaha Belanda untuk menuai bisnis mereka di Indonesia. Akan tetapi, ini bukan alasan satu-satunya. Akibat sejarah yang panjang antara Indonesia dan Belanda, sebagian warga Belanda memiliki koneksi erat dengan Indonesia hingga menjadikan bisnis lebih personal.
Alex L. J. Holsbergen, CEO dari BMA BV, contohnya, mengaku bahwa alasannya memperluas bisnisnya di Indonesia dikarenakan oleh latar belakangnya yang berdarah Indonesia. “Saya memiliki dorongan untuk kembali ke Indonesia karena saya ingin melakukan sesuatu yang berarti di sana.” Perusahaannya mengkhususkan diri dalam perawatan kesehatan di bidang IT untuk membantu mengembangkan pelayanan kesehatan di Indonesia.
Hubungan personal dengan Indonesia juga menjadi kekuatan utama di balik Indonesia Business Desk. “Banyak dari kita berasal dari kedua dunia,” ungkap Wouter Cosaert dari Indo Business Club. “Itulah sebabnya kami ingin berpartisipasi dalam pembangunan ini. Kami ingin berkontribusi pada pembangunan di Indonesia.”
Info tambahan: Indo Business Club
Foto: Joris Maas Visuals
1 Komentar
Berdasarkan GDP indonesia ssat ini berada di urutan 16 dunia