Masyarakat Indonesia di Belanda dan para simpatisan lain ikut berdiskusi dalam pencegahan masalah kebanjiran di Jakarta

0

Sebuah Focus Group Discussion (FGD) telah diselenggarakan pada 27 Peburari 2020 oleh Indonesian Diaspora Network di Belanda (IDN-NL) dan TYK Research & Action Consulting, di mana KBRI Den Haag berperan sebagai host, dalam rangka membicarakan  langkah-langkah pencegahan masalah kebanjiran di Jakarta. Dari kedua organisasi di atas Wiwi Tjiook sebagai pemimpin Taskforce Liveable Cities dan Yanti Kusumanto pendiri TYK Research dan Action Consulting telah memprakarsai untuk mengikutsertakan masyarakat diaspora Indonesia di Belanda dalam memikirkan penanggalan banjir di Jakarta. Selain itu hasil pertemuan FGD ini akan dijadikan makalah rekomendasi sebagai umpan balik untuk misi perdagangan Belanda ke Indonesia yang telah berjalan di bulan Maret 2020.

Dubes RI di Den Haag Bpk. I Gusti Wesaka Agung Puja membuka acara tersebut dengan menitikberatkan pentingnya kerja sama Indonesia dengan Belanda dalam membagi ilmu dalam sektor perairan. Negara Belanda adalah negara termasyur dalam manajemen perairan di dunia. Selain itu, keterkaitan dan kepedulian masyarakat Belanda sangat tinggi atas nasib para penghuni kota Jakarta di Indonesia. Oleh karena itu, Pak Dubes mendukung acara FGD dan megutarakan apresiasinya atas inisiatif ini.

Acara FGD disertai oleh para narasumber dari Indonesia, Belanda dan Inggris. Para ahli ini berbagi pemahaman mereka tentang sejarah peristiwa banjir, tren curah hujan yang membesar, dan perkembangan dan penerapan kebijakan terhadap penanganan banjir. Secara historis, kebijakan dan pencegahan kebanjiran sudah diterapkan di abad ke 17 di dalam jajajah Hindia-Belanda dengan cara teknologi infrastruktural. Dalam FGD juga ditekankan perlunya pemahaman yang lebih baik terhadap masalah normalisasi ataupun naturalisasi aliran sungai, dan perlunya rencana penanganan yang terpadu dalam pengelolaan banjir, serta keterlibatan perencana tata ruang. Oleh karena itu sebuah solusi harus ditemukan untuk mengurangi model tata kelola yang tidak efektif (termasuk masalah sistemik dan beberapa walikota yang kurang sinergik bekerja sama karena kepentingan yang bertentangan). Dampak dari ketidakefektifan ini dalam implementasi dan penegakan instrumen peraturan dirasakan khususnya oleh masyarakat yang termarjinalisasi.

Presentasi plenair  menyediakan bahan untuk diskusi tentang kemungkinan solusi yang dibahas dalam tiga kelompok diskusi.

Diskusi acara plenair mencakup ketiga topik: ‘Evolusi kebijakan banjir Jakarta, perubahan iklim dan pengelolaan air perkotaan’, ‘Pendekatan mitigasi banjir untuk Jakarta‘ dan ‘Pembangunan daerah di delta Jakarta dalam kondisi perubahan iklim‘

Para narasumber mempresentasikan temuannya berdasarkan penerapan model ilmiah untuk mendasarkan argumentasi mereka, dan dengan bantuan alat komunikasi terkini. Semoga dengan keahlian, keterampilan, dan jaringan mereka pengelolaan air dan pencegahan banjir di Indonesia dapat ditingkatkan terus.

Informasi lanjut mengenai para narasumber dan rekomendasi acara FGD ini, klik disini untuk Press Release dan Policy Brief.

SHARE.
Share.

About Author

Leave A Reply